50 hari penuh perjuangan


Kangen blogging.... Baru sempet nulis lagi...

laboratorium klinik pramita

Pekan terakhir bulan September, saat hadir sebuah rasa yang mengantarkanku pada sebuah perenungan panjang akan arti sebuah makna “hidup”, satu episode telah dimulai. Episode baru yang membuatku makin bersemangat!!!
Aktivitas-ku pun menjadi sangat terbatas. Tapi justru di situlah aku banyak berpikir dan merenung. Pekan-pekan awal, hampir setiap hari mengunjungi Pramita untuk menjalani berbagai macam cek laboratorium… hingga menjadi dua kali sepekan, dan sekarang menjadi sekali sepekan. Dulu betapa aku tak suka jarum suntik, tapi kini aku sudah sangat terbiasa dan tak lagi harus takut.
Dokter. Entahlah bagaimana dulu aku sangat tak suka dengan dokter. Namun dengan sakitku ini, aku merasa tak perlu mengikuti perasaanku itu. Yang punya ilmunya ya dokter, ikhtiarku untuk sehat ya memang harus ke dokter. Ntar di akhirat, ditanya lho ikhtiar untuk sehat-nya dah maksimal belum? Akhirnya…aku pun mencari satu demi satu dokter, hingga bertemulah seorang dokter subspesialis ginjal yang membuatku ‘puas’ (setelah konsultasi dengan dua dokter ahli ginjal lain, ini adalah dokter ahli ginjal yang ketiga). Kuberikan judul 50 hari penuh perjuangan, karena perjuanganku melawan rasa enggan bertemu dengan dokter itulah yang berhasil kulawan. Alhamdulillah, dokter yang akhirnya kupilih menjadi dokter yang menangani sakitku ini adalah dokter yang membuatku sangat nyaman. Meski setiap jadwal konsultasi, tetap ada rasa deg2an yang muncul :-).

ruang tunggu di RS Sardjito


Poli perjanjian Paviliun Wijaya Kusuma RS Sardjito pun menjadi tempat yang kerap kusambangi. Aku menjadi sangat akrab. Aku dirujuk konsultasi kesana dan kemari, ke beberapa dokter spesialis lain untuk observasi, memastikan penyebab sakitku dengan ngecek bagian2 lain yang ada kemungkinan berhubungan dengan sakitku itu. Sampai-sampai ada salah satu dokter yang begitu rajin meng-sms-ku, menanyakan perkembanganku. Aku menikmati semuanya. Kadang bisa seharian di Sardjito. Dari satu dokter ke dokter lain, dari cek lab ini ke cek lab yang lain. Alhamdulillah…dua hari yang lalu, dokter ginjalku sudah mengatakan cukup, tak perlu melanjutkan konsult ke dokter2 itu lagi. Sekarang mulai fokus pada therapy. Alhamdulillah juga, berhasil tidak opname, meski udah beberapa kali “dipaksa” opname.
Aktivitasku menjadi off. Sekali lagi, aku pun menikmatinya. Aku sangat bersemangat utuk segera sehat. Karenanya, aku turuti aturan untuk bedrest. Satu setengah bulan ini, aktivitasku adalah istirahat di rumah, keluar rumah hanya untuk ke dokter dan ke lab.
Alhamdulillah, ‘iedul adha aku bisa sholat di maskam. Ini adalah aktivitas pertama di luar rumah selain ke dokter.

selepas shalat 'ied


Merasakan udara segar di pagi hari selepas hujan di malam harinya. Menyenangkan…
🙂
Dan kini… Hari ini…
Alhamdulillah…hari ini, aku mulai menulis lagi…
Sebentar lagi, aku akan menulis skripsi lagi.
Sebentar lagi, aku akan kembali beraktivitas lagi.
Insya Allah…
Aku sehat!!! Semakin cinta… Thanks Allah ^_^

2 thoughts on “50 hari penuh perjuangan

Leave a comment